Selasa, 18 November 2014

Impotensi, Alarm Kerusakan Pembuluh Darah



Impotensi atau disfungsi ereksi lebih sering dipersepsikan sebagai gejala penuaan pada pria. Padahal, sebenarnya impotensi bisa menjadi alarm adanya gejala awal gangguan pembuluh darah, seperti diabetes atau penyakit jantung.

Para ahli yang dulu memandang impotensi sebagai masalah psikologis dan penuaan, kini mulai yakin bahwa penyebab impotensi terbanyak adalah penyakit fisik, seperti diabetes, pengerasan pembuluh darah, gangguan kelenjar gondok atau cedera pada penis. Sementara itu cemas, stres, atau pengobatan akan memperburuk masalah.

"Banyak penyakit laki-laki yang berhubungan dengan disfungsi ereksi. Karena itu, gangguan ereksi ini bisa menjadi alarm untuk penyakit lain yang sebenarnya belum terdeteksi," kata dr. Nur Rasyid, Sp.U, ketua departemen urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ia menjelaskan, agar terjadi ereksi penis pembuluh darah harus dalam kondisi baik. Jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah yang mengarah ke penis maka besar kemungkinan terjadi impotensi.

"Pembuluh darah yang ada di sekitar organ vital memang lebih kecil dibanding pembuluh darah di jantung. Karena itu, jika ada gangguan di penis, dalam jangka panjang bisa terjadi juga gangguan di jantung," kata dr. Nur Rasyid.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat penyakit diabetes melitus, multiple sklerosis, stroke, penyakit tulang belakang bagian bawah, pembedahan rektum atau obat-obatan.

Terkadang impotensi juga terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron, tetapi penurunan hormon pria ini lebih sering menyebabkan berkurangnya libido.

Impotensi mulai banyak dialami oleh pria yang sudah berusia di atas 40 tahun. Penelitian di tahun 2008 menunjukkan 49 persen pria berusia 40-59 tahun menjawab selalu bisa ereksi ketika berhubungan seksual dan 39 persen menjawab biasanya bisa ereksi.

Sementara itu, pria berusia di atas 60 tahun sebagian besar (45 persen) mengatakan sering terganggu ereksinya dan hanya 18 persen yang mengaku selalu bisa mendapatkan ereksi.

Karena itu, penting bagi seorang pria untuk menjaga kesehatan tetap optimal, salah satunya dengan melakukan medical check up secara rutin. Melakukan pola hidup sehat juga bisa mencegah gangguan pada organ vital. Misalnya dengan berolahraga secara teratur, mengurangi lemak dan memperbanyak asupan serat, istirahat secara cukup, dan mengelola stres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar