Anak yang lahir pertama akan cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibanding saudara lainnya dan lebih perfeksionis. Sedangkan anak kedua dan berikutnya lebih terbuka dan mudah bergaul serta suka pengalaman baru.
Penelitian terbaru menemukan anak yang lahir pertama akan cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan saudara-saudaranya yang lain.
Dalam studi tersebut, penulis utama Tiffany L. Frank, seorang doktor di Adelphi University, Long Island, New York, dan rekan-rekannya menyurvei 90 pasang saudara kandung di tingkat sekolah menengah atas (SMA).
Partisipan diminta untuk melaporkan nilai dan rankingnya sendiri yang kemudian akan dibandingkan dengan kecerdasan, prestasi etik dan nilai akademis dari saudara kandungnya.
Peneliti juga melakukan tes IQ untuk memastikan tingkat kecerdasan masing-masing partisipan.
Hasilnya, anak yang lahir pertama ternyata memiliki nilai tes yang lebih tinggi dalam matematika dan kemampuan verbal dibandingkan dengan saudara yang lain.
Pada penelitian kedua, peneliti ingin melihat perbedaan kepribadian pada 76 pasangan saudara kandung. Dalam studi ini, partisipan diminta mengisi laporan yang dirancang khusus untuk menilai kepribadian.
Hasilnya, anak yang lahir kedua atau berikutnya ternyata memiliki sifat yang lebih ekstrover (terbuka dan mudah bergaul), sentimental, pemaaf dan terbuka untuk pengalaman baru ketimbang anak yang lebih tua atau anak pertama. Sedangkan anak pertama ditemukan lebih perfeksionis daripada saudara lainnya.
Menurut peneliti, anak pertama cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi karena di beberapa titik dalam kehidupannya, ia merasakan kasih sayang dan perhatian yang penuh dari kedua orangtua.
Sedangkan yang lahir kedua atau berikutnya, anak-anak mungkin merasa lebih mengalami tekanan dan kompetitif, juga selalu berusaha mencoba mendapatkan perhatian yang lebih besar dari kedua orangtuanya.
"Anak yang lebih muda juga cenderung lebih terbuka dengan pengalaman baru karena ia melihat bahwa kendala yang ada sudah dihadapi oleh kakak-kakaknya yang lebih tua, sehingga ia ingin mencoba sesuatu yang lebih menantang untuk dirinya sendiri," jelas Frank.
Temuan ini telah dipublikasikan dalam Annual Convention of the American Psychological Association ke-118.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar