Mungkin sudah banyak yang menuliskan tentang fenomena yang satu ini. Namun tidak ada salahnya jika saya menuliskan kembali tentang sesuatu yang menurut saya Paling Indonesia menurut versi saya dan orang-orang yang masih percaya akan khasiatnya, terlepas dari pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan hal ini baik dimata para medis maupun masyarakat maju lainnya yang sudah mengerti dan meninggalkan secara permanen ritual yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat kita untuk menyembuhkan sesuatu penyakit tertentu. Apa itu? Apalagi kalau bukan “Kerokan”.
Apa itu Kerokan?
Tentunya semua orang Indonesia sudah mengenal dan tahu akan hal ini, kalau tidak tahu tentu keIndonesiannya patut dipertanyakan…hehe, tapi saya akan tetap memberikan definisinya yang saya temukan hasil berselancar di dunia maya selama beberapa jam yang kurang lebih berikut ini :
“Kerokan adalah obat tradisional rakyat Indonesia, dimana koin atau sendok yang digosok di belakang. Tindakan ini menurut kepercayaan yang ada dapat membantu untuk melepaskan “angin” dari tubuh dengan meningkatkan aliran darah dekat permukaan kulit. Praktek ini juga dapat menyebabkan adanya tanda atau bekas pada bagian yang digosok.”
Kepercayaan lain juga mengatakan bahwa uang logam yang berfungsi sebagai upaya untuk menarik roh jahat yang membuat Anda merasa sakit keluar dari tubuh Anda (karena roh jahat juga tertarik dengan uang bukan hanya koruptor saja). Semakin merah atau lebih gelap tanda maka semakin banyak angin yang masuk. Dengan Prosedur mulai dari leher, lengan, dada ke perut, belakang dan ke bawah kaki.
Menurut Saptawati Bardosono, dokter dari fakultas kedokteran UI, menyebutkan secara medis kerokan adalah salah satu metode untuk memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup (vasokontiksi) menjadi semakin melebar (vasaditilasi), hal ini tidak berbahaya asalkan tidak menjadi kebutuhan primer, jika terus menerus kerokan akibatnya banyak pembuluh darah kecil dan halus yang akan pecah.Dalam taraf normal kerokan akan membuat penderita masuk angin merasa nyaman karena telah melepas hormon beta endofin, secara ilmiah praktek sederhana ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga). Prinsip kerokan sebenarnya tidak beda dengan akupuntur yang menancapkan jarum dalam tubuh, maksudnya prinsip kerokan adalah meningkatkan temperatur dan energi pada tubuh yang dikerok, peningkatan energi ini dilakukan melalui perangsangan kulit tubuh bagian luar.Dengan cara tersebut saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh, nah pada gilirannya arus darah di tubuh yang lancar akan meyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.
Kalau di daerah saya [Sintang, Kalimantan Barat] ritual Kerokan ini dinamakan “Nguleh Angin”, hal yang dilakukan hampir sama yaitu dengan menggunakan media uang, namun uang yang digunakan bukanlah uang logam yang kita kenal sekarang ini (uang Indonesia), melainkan dengan uang dari Negara yang pernah menjajah bangsa kita ini selama tiga setengah abad lamanya yaitu uang “Belanda” yang dikenal ditempat saya dengan sebutan “duet sin” dan uang sen ini sudah sulit sekali ditemukan [langka].
kalau mungkin dibanyak tempat hanya menggunakan uang logam/ sendok serta minyak hangat,balsem dan minyak kelapa, namun, ditempat saya sedikit berbeda, yaitu dengan telur yang sudah direbus dan di kupas kulitnya terus di belah menjadi dua bagian, kemudian selanjutnya uang sen tersebut di masukkan kedalam telur [telurnya harus masih hangat] dibungkus dengan kain putih [tanpa telur kuning] dan ritual kerokan pun dimulai. Setelah uang sen serta telur digosokkan keseluruh bagian tubuh dan telur yang digunakan sudah mulai hancur maka kain pembungkus tersebut langsung dibuka, dan untuk mengetahui ada atau tidaknya angin yang masuk dilihat dari warna uang, Hitam atau tidak. Kalau hitam berarti kita memang “masuk Angin”. Dan satu hal lagi yang perlu saya sampaikan, kalau kita menggunakan uang logam selain dari uang yang saya sebut maka tidak akan ada tanda-tanda hitam yang muncul setelah proses kerokan dilakukan.
Namun, terlepas dari perbedaan tersebut diatas, yang namanya masyarakat Indonesia 90% [Mungkin] masih menggunakan/mempercayai ritual ini untuk menyembuhkan atau mengeluarkan Angin yang ada dalam tubuh. dari masyarakat kota sampai kepelosok desa diseluruh pelosok negeri ini masih percaya itu. Dan tentunya fenomena kerokan ini sangat..sangat Indonesia dan paling Indonesia.
wes…sewes..sewes….Babblassss…Angine…..he..he..
sumber : kompas.health
Tidak ada komentar:
Posting Komentar